Oleh Fajar Kurnianto
*Fajar Kurnianto
Tinggal di Cimanggis, Depok
Rasulullah SAW bersabda kepada Hakim bin Hizam, "Wahai Hakim, sesungguhnya harta itu indah menggoda. Barang siapa yang tidak mengambilnya dengan rakus, maka ia akan mendapati berkah. Dan, barang siapa yang mengambilnya dengan rakus, maka ia tidak akan mendapati berkah, dan ia seperti orang makan yang tidak merasa kenyang." (HR Bukhari dari Hakim bin Hizam)
Setiap orang ingin memiliki harta dunia. Ini fitrah manusia. Dan, Allah SWT tidak melarang manusia untuk memiliki harta dunia. Bumi dengan segala isinya memang Allah SWT sediakan bagi manusia. Allah SWT tidak pandang orang, baik yang beriman maupun tidak, dipersilakan untuk menikmati bumi dan isinya.
Manusia sendiri adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Dalam konteks ini, manusia sama dengan makhluk-makhluk Allah SWT yang lain. Manusia memiliki hak, tetapi ia juga mempunyai kewajiban terhadap Sang Penciptanya. Dalam masalah harta dunia, manusia berhak mencari sebanyak-banyaknya semaksimal yang bisa ia dapatkan. Tetapi, manusia juga memiliki kewajiban untuk taat kepada Allah SWT yang menyuruh manusia untuk hanya mencari harta dengan jalan yang halal dan tidak merugikan orang lain.
Selain halal dan tidak merugikan orang lain, manusia oleh Allah SWT juga diimbau untuk tidak rakus dengan harta dunia. Karena, orang yang rakus biasanya tidak menghiraukan rambu-rambu yang telah Allah SWT buat. Kerap kali bahkan rambu-rambu itu malah diterjang sehingga langkah yang ditempuh untuk mendapatkan harta itu sudah lepas dari jalan yang halal. Tidak hanya itu, bahkan akhirnya kerap kali merugikan orang lain. Harta yang didapatkannya pun hilang keberkahannya. Dan, harta yang hilang keberkahan tidak akan membawa manfaat pada orang yang bersangkutan.
Ketika manusia sudah tidak lagi sekadar menginginkan harta dunia, bahkan mereka ingin menguasai semuanya, berarti ia sudah terkena penyakit rakus yang sangat dibenci Allah SWT. Rasulullah SAW mengibaratkan orang ini dengan orang yang makan, namun tidak kenyang-kenyang. Selalu dan selalu ingin mendapatkan yang lebih daripada apa yang didapatkannya tanpa menghiraukan orang lain yang banyak ia rugikan. Apa yang ia dapatkan? Bisa jadi hartanya bertambah banyak. Tetapi, tidak dengan keberkahannya.
Rasulullah SAW mengingatkan kita untuk tidak hanyut dan tergoda dengan kemilau harta dunia karena ia kerap kali menjerumuskan manusia pada jurang penderitaan. Allah SWT sudah mengatur rezeki setiap manusia. Rasulullah SAW pernah ditawari oleh Allah SWT dengan Gunung Uhud yang akan diubah-Nya menjadi emas untuk beliau. Namun, beliau menolaknya. Beliau tidak tergoda harta dunia, apalagi sampai rakus mendapatkannya. Wallahu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar