KEJADIAN LUAR BIASA CHIKUNGUNYA -KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

DI KECAMATAN POIGAR, KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW, SULAWESI UTARA, TAHUN 2002-2003

I.  PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan laporan W1 dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bolaang Mongondow, Propinsi Sulawesi Utara pada tanggal 16 Januari 2003, bahwa telah terjadi KLB (kejadian luar biasa) chikungunya di Kecamatan Poigar, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara pada minggu ke-3 dan ke-4 tahun 2003 dengan jumlah penderita sebanyak 167 orang tanpa kematian.
Kejadian luar biasa tersebut merupakan yang pertama kalinya di Kabupaten Bolaang Mongondow dengan gejala utama: panas, nyeri sendi, demam, sakit kepala dan Bercak merah di kulit. Kasus yang dilaporkan sebagai indeks/kasus pertama adalah seorang wanita berumur 66 tahun yang bertempat tinggal di Dusun III, Desa Tiberias, Kecamatan Poigar pada tanggal 2 Desember 2003. Tidak ada riwayat bepergian ke daerah lain sebelum sakit. Dua hari kemudian seluruh (2) anggota keluarga penderita juga menderita penyakit yang sama. Sejak itu jumlah kasus meningkat secara progresif di Desa Tiberias sebelum menyebar ke 9 desa lainnya di Kecamatan Poigar.
Pada tanggal 7-15 Februari 2003 dilakukan penyelidikan KLB oleh tim yang terdiri dari Subdit Arbovirosis dan Surveilens, Ditjen PPM & PL, Balitbangkes Depkes RI, NAMRU 2, Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Utara, Dinas Kesehatan Kabupaten Bolaang Mongondow, Puskesmas Poigar dan Kepala/petugas kantor desa setempat.
Hingga tanggal 10 Februari jumlah penderita yang dilaporkan mencapai 803 orang tanpa kematian, tersebar di 10 desa (71,4%) dari seluruh desa (14) yang ada di Kecamatan Poigar dan meliputi 29 dusun.
Ket. :
*) Depkes Pusat
**) NAMRU-2
***) Propinsi Sulsel
JUMLAH KORBAN DEMAM BERDARAH BERTAMBAH
Kesehatan
JUMLAH KORBAN DEMAM BERDARAH MENJADI 175 TEWAS
Kamis, 19 Februari, 2004 1:42:44 PM
Jakarta, 19/2 (ANTARA) - Jumlah korban meninggal dunia akibat deman berdarah dengue (DBD) di Indonesia terus meningkat, dan jumlah korban tewas mulai Januari hingga Kamis 19 Pebruari 2004 telah mencapi 175 orang dari 8.735 kasus demam berdarah yang terjadi.
~Angka itu merupakan peningkatan tajam karena sehari sebelumnya jumlah korban tewas 161 orang dari 8.135 kasus di 12 provinsi,~ kata Menkeh Achmad Sujudi ketika mengunjungi RS Budi Asih Jakarta, Kamis. 
Tambahan korban meninggal itu terjadi di provinsi DKI Jakarta, Riau, dan Sumut, sementara daerah yang terkena DBD masih berjumlah 12 provinsi.
Berita Selengkapnya
Korban Meninggal Demam Berdarah di NTB Bertambah
Nusa Tenggara Barat
Korban Meninggal Demam Berdarah di NTB Bertambah
24 Pebruari 2004
TEMPO Interaktif, Mataram: Korban meninggal akibat demam berdarah dengue (DBD) di Provinsi Nusa Tenggara Barat bertambah menjadi empat orang, sementara 199 pasien masih dalam perawatan. Korban terakhir meninggal adalah Ander Ramadan, 5 tahun dan Zudan, 15 tahun -keduanya warga Kabupaten Bima, menyusul Kadek Oca, 3,5 tahun -warga Kota Mataram- dan Ahmad Yandi, 10 tahun -warga Keruak, Kabupaten Lombok Timur.
Daerah yang terbesar warganya terserang DB yaitu Kota Bima (59 orang), Kabupaten Bima (56 orang), Kota Mataram (46 orang), Kabupaten Lombok Timur (26 orang), Kabupaten Lombok Barat (26 orang) dan Kabupaten Lombok Tengah (3 orang). Data Dinas Kesehatan Provinsi NTB menyebutkan, sebagian besar warga terserang DBD tinggal di kampung-kampung dengan model rumah panggung yang banyak ditemukan di daerah Bima, Sumbawa, Dompu dan sebagian di Kabupaten Lombok Timur.
~Kita belum bisa melakukan pengasapan secara massal, masih per daerah yang diindikasikan banyak nyamuknya,~ kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dokter Mas Irwan Singagerda, di kantornya, Selasa (24/2) siang. Tidak meratanya pengasapan terjadi lantaran terbatasnya dana yang digunakan untuk bahan baku dan biaya produksi.
Bahkan, Rumah Sakit Umum (RSU) Mataram mengaku, anggaran dana Rp. 3 miliar untuk pasien miskin atau Program Kompensasi Pengganti Subsidi-BBM (PKPS-BBM) 2003, sudah habis. Sementara, dana PKPS-BBM 2004 belum turun. Sebagai alternatif, RSU Mataram menunggu dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2004 Provinsi NTB sebesar Rp. 400 juta. Ternyata, dana itu pun belum turun. Akhirnya sistem rembers -diklaim kemudian hari- pun ditempuh, terutama bagi pasien miskin. ~Sambil menunggu dana dari pemerintah pusat turun -biaanya bulan Juli- kita menunggu dana dari Pemprov NTB juga,~ kata Wakil Direktur Pelayanan RSU Mataram, dokter Wawang Orijanto.
Sujatmiko - Tempo News Room
12 Provinsi Masuk Kategori KLB Demam Bardarah
23 Pebruari 2004


.

1 komentar:

  1. chikungunya kalo sudah mewabah sulit ditanggulangi. Lebih baik mencegah daripada mengobati.

    BalasHapus


Postingan Populer