Pihak-Pihak yang Terlibat Pada Pekerjaan Perencanaan

Suatu proyek merupakan suatu lingkup pekerjaan dan organisasi yang sangat kompleks susunannya terdapat bagian yang masing-masing merupakan ahli dalam bidangnya. Pembagian semacam ini adalah bertujuan untuk menciptakan suatu mekanisme kerja yang teratur dan rapi sehingga pelaksanaan proyek tersebut dapat berlangsung dengan lancar. Adapun pihak yang terlibat dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

1. Pemberi Tugas

Adalah seseorang atau badan hukum, baik itu swasta maupun pemerintah yang mempunyai gagasan untuk membuat suatu bangunan serta menyampaikan keinginannya pada seorang ahli bangunan untuk merencanakan apa yang dikehendaki serta besarnya biaya yang diperlukan dalam proyek tersebut.

2. Konsultan Perencana

Adalah seseorang atau badan hukum sebagai pihak yang menerima tugas dari pemilik proyek untuk merencanakan dan memberikan penjelasan yang tertuang dalam bentuk gambar rencana dalam batas yang telah ditentukan baik itu secara teknis maupun administratif.

Adapun pihak yang bergabung dalam konsultan perencana ini meliputi bidang keahlian khusus, seperti :

Ø Arsitektural.

Ø Struktur dan konstruksi.

Ø Mekanikal dan elektrikal.

_______________________________

Lebih lengkap tentang Konsultan

.

Monolog

Monolog adalah percakapan aktor percakapan aktor seorang diri. Pada mulanya, monolog merupakan salah satu bentuk latihan bagi seorang aktor. Dalam sebuah naskah drama biasanya terdapat pembicaraan panjang seorang tokoh di hadapan tokoh lain, dan hanya ia sendiri yang berbicara.

Cakapan tokoh inilah yang disebut monolog dan karena panjangnya cakapan, maka emosi perasaan dan karakter tokoh itu pun berubah-ubah sesuai dengan pokok pembicaraan. Perubahan emosi dan karakter inilah yang coba dilatihkan oleh aktor. Dinamika perbahan tersebut sangat menarik dan menantang untuk dimainkan.

Daya tarik permainan aktor dalam latihan monolog melahirkan permainan monolog secara mandiri. Pengarang menciptakan cerita monolog yang lepas dan bukan lagi merupakan bagian dari sebuah lakon. Permainan aktor seorang diri ini akhirnya berkembang menjadi satu bentuk pertunjukan teater. Kreasi monolog terus berkembang hingga munculnya soliloquy dan monoplay. Jika dalam monolog, aktor berpurapura atau sedang berada di hadapan tokoh atau orang lain, maka dalam soliloquy tokoh tampil sendirian di atas panggung sehingga ia bisa dengan bebas mengungkapkan isi hatinya, rahasia-rahasia hidupnya, harapan-harapannya, dan bahkan rencana jahatnya. Sementara itu dalam monoplay, aktor harus bermain drama seorang diri. Kadang ia jadi tokoh tertentu tapi pada satu saat ia menjadi tokoh yang lain.

Dengan bermain seorang diri, aktor dituntut untuk bermain secara prima. Eksplorasi yang dilakukan tidak hanya tertuju pada satu karakter atau satu ekspresi tetapi semua karakter dan ekspresi yang ada dalam cerita harus ditampilkan secara proporsional. Perpindahan dan perbedaan antara karakter satu dan lainnya harus jelas. Oleh karena itu, aktor betul-betul harus mempersiapkan diri dan mengerahkah segala kemampuannya untuk bermain monolog.


Suwur - Tenda Suwur - OmaSae JayaSteel - Global Mulia Perkasa - Grosir Sandal - Pagar Omasae - Kuliner Suwur - 



Dari buku Sekolah

Muhammad Yamin (1903 - 1962)

Muhammad Yamin adalah seorang ahli hukum, tokoh pergerakan kemerdekaan,

penyair angkatan Pujangga Baru, dan penggali sejarah Indonesia.

Sejak muda beliau sudah berkecimpung dalam kegiatan organisasi.

Bersama Bung Hatta ia mendirikan Jong Sumatranen Bond. Dalam gerakan

politik ia mula-mula bergabung dengan Partindo.

Menjelang kemerdekaan Indonesia, beliau terpilih menjadi anggota

BPUPKI. Beliau salah seorang yang mengajukan usul dasar negara dalam

rapat BPUPKI tanggal 29 Mei 1945. Beliau juga menjadi anggota Panitia

Kecil yang merumuskan Piagam Jakarta.

Ketika Indonesia merdeka beliau beberapa kali memangku jabatan

menteri dan menjadi anggota DPR/MPRS. Sebagai sastrawan beliau menulis

banyak karya sastra yang meliputi sajak dan naskah drama. Studi

sejarahnya menghasilkan karya seperti “Gajah Mada”, “Sejarah Peperangan

Diponegoro”, dan lain-lain.

Ir. Sukarno (1901-1970)

Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat (1879-1952)

Prof. Dr. Mr. Supomo (1903-1958)

Mohammad Hatta (1902-1980)

Ahmad Subarjo (1896-1978)

Postingan Populer